Kutipan, Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

KUTIPAN


PENGERTIAN KUTIPAN

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Selain itu kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.
Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan. Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap penulis karya ilmiah tanpa kecuali.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa kutipan merupakan penggalan kalimat yang diutarakan oleh ahli dari tulisan lain yang diambil dan ditulis kembali dalam sebuah tulisan yang baru dan berfungsi untuk memperkuat pendapat serta mencegah terjadinya peniruan (plagiat).


PRINSIP-PRINSIP MENGUTIP

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah:
1.      Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam naskah asli tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf miring (kursif) atau digaris-bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis kata-kata atau bagian kalimat tertentu itu diberi huruf tebal, huruf miring, atau diregangkan. Pertimbangan untuk merubah teknik itu bisa bermacam-macam untuk memberi aksentuasi, contoh, pertentangan dan sebagainya.
Dalam hal yang demikian penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung segi empat [. . .] bahwa perubahan teknik itu dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat itu misalnya berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari saya, Penulis].
2.       Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam hal ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [. . .] seperti halnya dengan perubahan teknik sebagai telah dikemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan, atau yang tidak disetujui itu. Misalnya, kalau kita tidak setuju dengan bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat: [sic!] –kata sic! yang ditempatkan dalam kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang terdapat dalam naskah aslinya.Contoh : “Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami selalu berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic! ] sentral/distribusi yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh.”
Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; seharusnya makna. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan, dan ia sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya. Untuk karya-karya ilmiah penggunaan sic! Dalam tanda kurung segi empat yang ditempatkan langsung di belakang kata atau bagian yang bersangkutan, dirasakan lebih mantap.
3.      Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik berspasi [. . .]. Jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Dalam hal ini sama sekali tidak diperkenankan untuk menggunakan garis penghubung [ - ] sebagai pengganti titik-titik. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu –baik pada awal kutipan maupun pada akhir kutipan- harus dimasukkan dalam tanda kutip sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.


JENIS-JENIS KUTIPAN

1.      Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
2.      Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
3.      Kutipan pada catatan kaki
4.      Kutipan atas ucapan lisan
5.      Kutipan dalam kutipan
6.      Kutipan langsung pada materi


CARA MENGUTIP

Ada beberapa cara yang digunakan dalam mengutip, yaitu:
1.      Kutipan Langsung
Kutipan langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh ada perubahan. Jika ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda (sic!), yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi huruf kapital, garis bawah, atau huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut, misal [huruf miring dari pengutip], [ejaan disesuaikan dengan EYD], dan lain-lain.
Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip, harus digunakan huruf siku [ ….. ].Tatacara penulisan kutipan:
a.      Yang tidak lebih dari empat baris:
·         Kutipan diintegrasikan dengan teks.
·         Jarak antar baris kutipan dua spasi.
·         Kutipan diapit dengan tanda kutip.
·         Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

b.      Yang lebih dari empat baris:
·         Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
·         Jarak antar baris kutipan satu spasi.
·         Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
·         Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
·         Di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1).


2.       Kutipan tak langsung
                        Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan. Cara penulisannya:
a.      Kutipan diintegrasikan dengan teks.
b.      Jarak antar baris kutipan spasi rangkap.
c.       Kutipan tidak diapit tanda kutip.
d.      Sesudah selesai diberi sumber kutipan.

3.      Kutipan pada catatan kaki
         Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli. Contoh :
Penyebutan Sumber Dengan Catatan Kaki Tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan kemampuan berpikir dan nurani manusia.oleh karena itu, manusia memerlukan sumber kebenaran yang berupa wahyu Tuhan .”…. pengetahuan yang disampaikan-Nya [ sic! ] itu merupakan kebenaran yang tidak perlu disangsikan lagi.”1)
1)          Hadari Nawawi, Metode penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1985 ), hal.4. Keterangan:
·    Jika dalam mengutip ada bagian kalimat yang dihilangkan, bagian itu diganti dengan tanda titik tiga (…)
·  Isi catatan kaki diatas adalah : Nama Pengarang, judul buku, kota tempat terbit, nama penerbit, tahun penerbit, halaman yang dikutuip
·    Judul buku ditulis dengal garis bawah atau huruf miring
4.      Kutipan atas ucapan lisan
         Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak langsung.
5.      Kutipan dalam kutipan
            Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat dilakukan dengan dua cara:
1)  Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
2) Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
6.      Kutipan langsung pada materi
            Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
            Contoh:
                        “Jelas,” kata Prof. Haryati, “kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.
Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

PENGERTIAN DAFTAR PUSTAKA

Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan Daftar Pustakaatau Bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel-artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap.


UNSUR-UNSUR DAFTAR PUSTAKA

Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah Daftar Pustaka adalah:
1.      Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
2.      Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
3.      Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
4.       Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.


CARA MENULISKAN DAFTAR PUSTAKA

Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
1.      Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008  .
2.      Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
3.      Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama. Pertama  tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok.  Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:
Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan urutan Abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan Abjad A-Z itulah urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan nama-namanya.

CATATAN KAKI
Catatan Kaki adalah keterangan-keterangan dari teks yang ditempatkan pada kaki (bagian bawah) halaman yang bersangkutan.
UNSUR-UNSUR CATATAN KAKI
 Sebuah Catatan kaki haruslah terdiri atas :
1.       Nomor rujukan yang ditulis setengah spasi lebih tinggi.
2.       Nama pengarang lengkap dan tidak dibalik, setelah nama diberi koma (,).
3.       Judul buku (digaris bawahi / dicetak miring) atau artikel (diapit tanda petik dua).
4.       Tempat penerbit ditempatkan dalam tanda kurung, setelah judul buku.
5.       Penerbit
6.       Tahun terbit.
7.        Halaman (biasanya disingkat hlm dan diberi tanda titik (.) setelah angka).

CARA MENULIS CATATAN KAKI

1.      Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2.      Catatan kaki diketik berspasi satu.
3.      Diberi nomor.
4.      Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5.      Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6.      Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7.      Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8.      Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9.      Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
10.  Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11.  Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
12.  Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.


Sumber :
Fatmawati , Emi (2013). Makalah Bahasa Indonesia: Cara Mengutip. From http://fatmawahyuningsih.blogspot.com/2013/01/makalah-bahasa-indonesia-cara-mengutip.html. 26 Desember 2014.
________ (2010). Pengertian, Fungsi Dan Jenis Kutipan. From http://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/
Wicaksono, Andre. (2013). Makalah Bahasa Indonesia Kutipan. From http://satuhati-satukisah.blogspot.com/2013/05/makalah-bahasa-indonesia-kutipan.html 26 Desember 2014.
Gustiana Anna (2010). Catatan Kaki Adalah. From http://bahasaindonesiaanna.blogspot.com/2010/05/catatan-kaki-adalah.html. 26 Desember 2014
Afryani, Vina (2012). Pengertian Catatan Kaki. From http://vinaafryani.wordpress.com/2012/11/11/pengertian-catatan-kaki/. 26 Desember 2014.




Outline

PENGERTIAN OUTLINE

Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
            Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa outline merupakan rencana kerja yang berisi garis-garis besar yang akan menerangkan secara terperinci dan keseluruhan tentang suatu tulisan.

MANFAAT OUTLINE

Berikut ini merupakan manfaat outline :
1.      Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
2.      Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
3.      Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
4.      Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan
5.      Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

SYARAT OUTLINE YANG BAIK
Syarat outline yang baik adalah sebagai berikut :
1.      Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
2.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
3.      Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
4.      Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN OUTLINE

Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah menyusun outline yaitu :
1.      Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2.      Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3.      Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu biasa dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk – petunjuknya :
a.      Catat hal penting semampunya.
b.      Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c.       Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4.      Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a.      Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
b.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
c.       Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a.      Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b.      Mengatur urutan gagasan.
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.

           Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

5.      Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap materi yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.

Sumber :

      Ambarwati, Septiani (2011). Makalah Kerangka Karangan (Outline). From                                 http://punyachipau.blogspot.com/2011/11/makalah-kerangka-karangan-outline.html. 26 Desember     2014.
            
A     Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.          Jakarta : CV Akademika Pressindo.
          
  Koesoemadinata, Billy (2008). Membuat Outline. From                 http://belajarmenuliskreatif.blogspot.com/2008/10/membuat-outline.html. 26 Desember 2014.







 
My Story Blog Design by Ipietoon